PBB: Rusia dan Ukraina Sama Siksa Sandera Perang dengan Kejam
Lupa Kata Kode? Click di Sini
atau Masuk lewat
Belum Mempunyai Account Daftar di Sini
atau Daftar lewat
Telah Mempunyai Account Masuk di Sini
Verifikasi E-mail
Kami sudah mengirim link pengaktifan lewat e-mail ke rudihamdani@gmail.com.
Click link pengaktifan dan peroleh akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Bila Anda tidak terima e-mail,
Kirimkan Kembali Saat ini
Penelusuran Paling populer
Wartawan
Editor
Dewi Rina Cahyani
Sabtu, 25 Maret 2023 17:18 WIB
Federasi Bangsa-Bangsa atau PBB mengatakan Rusia dan Ukraina sama lakukan eksekusi pada sandera perang. PBB mengatakan benar-benar sedih dengan realita tersebut. Dakwaan itu ada tidak lama sesudah Ukraina mendakwa pasukan Rusia membunuh seorang prajurit Ukraina yang diamankan yang difilmkan menjelaskan “Glory to Ukraine” saat sebelum ditembak mati.
Kepala Visi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina, Matilda Bogner, menjelaskan jika organisasinya belakangan ini menulis pembunuhan oleh kedua pihak. “Kami benar-benar sedih dengan eksekusi singkat pada 25 sandera perang Rusia dan beberapa orang hors de combat oleh angkatan membawa senjata Ukraina, yang sudah kami dokumenkan,” kata Bogner pada pertemuan jurnalis di Kyiv, Jumat, 24 Maret 2023.
Menhan Sergei Shoigu: Kerja Sama Rusia dan Cina Stabilkan Dunia
“(Eksekusi) ini kerap dilaksanakan selekasnya sesudah diamankan di medan perang,” ucapnya. “Walau kami ketahui penyidikan yang berjalan oleh kewenangan Ukraina pada lima kasus yang mengikutsertakan 22 korban, kami tidak ketahui ada penuntutan pada aktornya,” ucapnya.
Bogner mengutarakan kedukaan dalam atas sangkaan eksekusi 15 tahanan Ukraina oleh angkatan membawa senjata Rusia sesudah mereka diamankan. Ia menjelaskan barisan tentara bayaran Wagner, yang akui pimpin gempuran Rusia untuk Bakhmut, bertanggungjawab atas 11 pembunuhan tersebut.
Moskow dan Kyiv sudah sama-sama mendakwa menyiksa sandera perang semenjak Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi lebih dari satu tahun lalu. Menyikapi laporan PBB, Kementerian Luar Negeri Kyiv menjelaskan “tidak bisa diterima” untuk minta pertanggungjawaban “korban invasi”.
Beijing: Komunike G7 Penuh Angkuhsi, Terlampau Turut Campur Masalah Cina
Satu laporan PBB yang dikeluarkan Jumat mengeklaim personil militer Ukraina sudah jadikan sandera perang dengan teror pembunuhan, eksekusi palsu atau teror kekerasan seksual. Beberapa pukulan ialah murni pembalasan.
Pada beberapa kasus, petugas memukuli sandera perang dengan menjelaskan ‘Ini untuk Bucha,’ sebuah kota dekat Kyiv di mana pasukan Rusia didakwa lakukan kekejaman yang semakin makin tambah meluas. “Saat sebelum menginvestigasi, mereka memperlihatkan gagang kapak yang berlumuran darah sebagai peringatan,” kata laporan tersebut.
“Investigasi berjalan sekitaran satu jam dan mereka memakai listrik 6x, setiap mereka menduga saya bohong,” kata tahanan Rusia itu, berdasar laporan itu.
Sandera perang Ukraina yang d ikutip dalam laporan itu menjelaskan mereka jadi target penganiayaan, kekerasan seksual, kekurangan makanan dan air, dan tidak dikasih perawatan klinis. Mereka menjelaskan disiksa dan dianiaya untuk memperoleh info atau sebagai wujud hukuman, kata laporan PBB tersebut.
Tahanan Ukraina disampaikan digebukin sekop, ditusuk, disetrum, dan dicekik. “Beberapa pada mereka kehilangan gigi atau jemari, tulang rusuk, jemari atau hidung patah,” kata laporan tersebut.
“Mereka bukan hanya memukuli kami, mereka merusak kami. Mereka memakai tinju, kaki, pentungan, alat kejut listrik. Ada tahanan yang lengan atau kakinya patah,” kata seorang pria seperti d ikutip.
Komisaris hak asasi manusia parlemen Ukraina Dmytro Lubinets menjelaskan di hari Jumat jika ia “kaget” dengan dakwaan pada pasukan Ukraina. Ia menjelaskan belum sempat dikasih tahu mengenai laporan itu awalnya.
Di Telegram, ia menulis jika ingin ketahui bukti dan argument yang tidak terpungkiri sebagai dasar ringkasan laporan PBB. Dalam pengakuan terpisahkan di hari Jumat, Kementerian Luar Negeri Kyiv mengucapkan terima kasih ke pemantau PBB atas laporan tersebut. Dia mengutamakan Ukraina mengharap visi PBB akan menghindar dari cara yang bisa didefinisikan sebagai menyamai korban dan agresor.
CHANNEL NEWS ASIA
Opsi Editor: Paul Rusesabagina, Pahlawan dalam Hotel Rwanda Dibebaskan dari Penjara Rwanda
Informasi Seterusnya
Pengadilan Rusia Tolak Banding Penahanan Reporter AS Evan Gershkovich
3 jam yang lalu
Artikel Berkaitan
Menhan Sergei Shoigu: Kerja Sama Rusia dan Cina Stabilkan Dunia
Beijing: Komunike G7 Penuh Angkuhsi, Terlampau Turut Campur Masalah Cina
Rusia Ingatkan Diplomat Barat untuk Tidak Campuri Kasus Politikus Oposisi
Kilas Kembali Penangkapan Vladimir Kara-Murza, Pengkritik Putin yang Dijatuhi hukuman 25 Tahun Penjara
Hongaria dan Polandia Tidak Ingin Import Produk Pertanian dari Ukraina, Uni Eropa: Perlakuan Sepihak Tidak bisa Diterima
Putin Blusukan Jumpai Pasukannya di Ukraina
Referensi Informasi
Didesak AS, Beberapa Jenderal Sudan Pada akhirnya Sepakat Gencatan Senjata 24 Jam
3 jam yang lalu
Beijing: Komunike G7 Penuh Angkuhsi, Terlampau Turut Campur Masalah Cina
4 jam yang lalu
Beijing: Komunike G7 Penuh Angkuhsi, Terlampau Turut Campur Masalah Cina
5 jam yang lalu
Kemlu Betulkan WNI Terturut Rangkaian Kasus Penghinaan Seksual di Berkeley AS
5 jam yang lalu
Sesudah Saudi-Iran, China Siap Saranai Perdamaian Israel-Palestina
6 jam yang lalu
Putin Blusukan Jumpai Pasukannya di Ukraina
7 jam yang lalu
Papua Waspada Tempur, Selandia Baru ‘Melakukan Segalanya’ Pastikan Keselamatan Pilot
8 jam yang lalu
Indonesia Mengatakan Sudan Kelarkan Perselisihan Secara Damai
9 jam yang lalu
Tuding ChatGPT Latih AI Bohong, Elon Musk Akan Luncurkan TruthGPT
10 jam yang lalu
G7 Laknat Teror Nuklir Rusia, Meminta China Tidak boleh Berlagak
11 jam yang lalu
Menhan Sergei Shoigu: Kerja Sama Rusia dan Cina Stabilkan Dunia
4 jam yang lalu
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menjelaskan kerja-sama militer negaranya dan Cina sebagai kemampuan “penstabil” di dunia.
Beijing: Komunike G7 Penuh Angkuhsi, Terlampau Turut Campur Masalah Cina
5 jam yang lalu
Kementerian Luar Negeri Cina menyikapi komunike tatap muka G7, yang mengatakan kekuatirannya masalah Taiwan dan Laut Cina Selatan.
Rusia Ingatkan Diplomat Barat untuk Tidak Campuri Kasus Politikus Oposisi
5 jam yang lalu
Rusia memberikan ancaman akan menyingkirkan beberapa diplomat Inggris, Amerika Serikat dan Kanada bila sikap protes mereka pada peradilan dalam negeri terulang lagi.
Kilas Kembali Penangkapan Vladimir Kara-Murza, Pengkritik Putin yang Dijatuhi hukuman 25 Tahun Penjara
11 jam yang lalu
Vladimir Kara-Murza yang sebutkan Putin sebagai pemerintahan pembunuh dijatuhi hukuman 25 tahun penjara. Ini flashback penangkapannya.
Hongaria dan Polandia Tidak Ingin Import Produk Pertanian dari Ukraina, Uni Eropa: Perlakuan Sepihak Tidak bisa Diterima
11 jam yang lalu
Kementerian Pertanian Hongaria dan Polandia tidak ingin import produk tani dari Ukraina. Uni Eropa sebutkan perlakuan sepihak tidak bisa diterima
Putin Blusukan Jumpai Pasukannya di Ukraina
11 jam yang lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin blusukan berkunjung pasukannya di sejumlah sisi Ukraina yang menurut Rusia sudah dianeksasi tahun kemarin.
G7 Laknat Teror Nuklir Rusia, Meminta China Tidak boleh Berlagak
12 jam yang lalu
Menteri luar negeri beberapa negara anggota G7, dalam pengakuan bersama, menyumpah manuver nuklir Rusia dan mengingatkan China.
Mendapatkan Penghargaan Kedutaan Ukraina, Reporter Perang Tempo: Mudah-mudahan Perdamaian Segera Diwujudkan
15 jam yang lalu
Kedutaan Besar Ukraina memberikan penghargaan pada Majalah Tempo sebagai media pertama kali yang mengirimi reporter perang ke situ.
Paling populer: Istana Koreksi Pidato Jokowi di Jerman, Sri Mulyani Percaya Prospect Perekonomian Indonesia Kuat
16 jam yang lalu
Informasi paling populer: Istana meralat pidato Presiden Jokowi di Jerman. Sri Mulyani percaya prospect ekonomi lokal Indonesia masih kuat.
Dijatuhi hukuman 25 Tahun karena Kritikan Putin, Kara-Murza: Rusia Akan Bebas
16 jam yang lalu
Figur oposisi Rusia, Vladimir Kara-Murza, dipenjara 25 tahun oleh Pengadilan Moskow, karena banyak mengomentari peraturan Presiden Vladimir Putin.
Paling populer di Dunia
Papua Waspada Tempur, Selandia Baru ‘Melakukan Segalanya’ Pastikan Keselamatan Pilot
8 jam yang lalu
Hebat 3 Dunia: Group Wagner Kuasai Bakhmut, Import Produk Pertanian Ukraina
19 jam yang lalu
G7 Laknat Teror Nuklir Rusia, Meminta China Tidak boleh Berlagak
12 jam yang lalu
Pria Sepuh Tembak Remaja Kulit Hitam Karena Salah Alamat
18 jam yang lalu
Dijatuhi hukuman 25 Tahun karena Kritikan Putin, Kara-Murza: Rusia Akan Bebas
16 jam yang lalu
5 jam yang lalu
Perang Sudan Meledak, Di Mana Negara Memiliki konflik Ini?
20 jam yang lalu
FBI Tangkap Dua Pendiri ‘Kantor Polisi Rahasia’ China di New York
12 jam yang lalu
Putin Blusukan Jumpai Pasukannya di Ukraina
11 jam yang lalu
Pengkritik Putin Dijatuhi hukuman Berat, Inggris Panggil Duta Besar Rusia
17 jam yang lalu
Terbaru di Dunia
Pengadilan Rusia Tolak Banding Penahanan Reporter AS Evan Gershkovich
3 jam yang lalu
Didesak AS, Beberapa Jenderal Sudan Pada akhirnya Sepakat Gencatan Senjata 24 Jam
4 jam yang lalu
Menhan Sergei Shoigu: Kerja Sama Rusia dan Cina Stabilkan Dunia
4 jam yang lalu
Beijing: Komunike G7 Penuh Angkuhsi, Terlampau Turut Campur Masalah Cina
5 jam yang lalu
Rusia Ingatkan Diplomat Barat untuk Tidak Campuri Kasus Politikus Oposisi
5 jam yang lalu
Kemlu Betulkan WNI Terturut Rangkaian Kasus Penghinaan Seksual di Berkeley AS
5 jam yang lalu
PCI Muhammadiyah Sudan Kabarkan Keadaan Mencekam di Khartoum, Ini Catatannya
6 jam yang lalu
Sesudah Saudi-Iran, China Siap Saranai Perdamaian Israel-Palestina
7 jam yang lalu
Papua Waspada Tempur, Selandia Baru ‘Melakukan Segalanya’ Pastikan Keselamatan Pilot
8 jam yang lalu
Cerita Khmer Merah Menempati Phnom Penh Mengakhiri Perang Kamboja 1975, Bagaimana Muasal Pergerakan Itu?
9 jam yang lalu
Info
Jaringan Media
Media Sosial
Ambil Program Tempo